Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing. Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun dibawah langit ada waktunya. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaanNya dari awal sampai akhir...

Jumat, 24 Februari 2012

BANGKIT!!!




Kau dan aku sama-sama pernah jatuh, kita melakukan kesalahan yang mungkin tidak mudah untuk dimaafkan. Lihat, ada banyak mata memandang kearah kita saat ini. Jangan kau hiraukan mereka, yang merasa dirinya benar dan menertawakan kejatuhan kita. Aku salah, kau salah. Memang kita sama-sama salah, kita terlalu terlena. 


Daya tarik dosa begitu menggoda hingga kita melupakan kebenaran yang selama ini sering kita dengar. Kita tidak mengindahkan teguran dan nasehat dari orang-orang yang mengasihi kita. Menjadi buta karena nikmatnya dosa. Sebenarnya tetap merasa salah saat itu, tapi entahlah rasanya seperti candu, hati telah berulangkali menolak, namun daging ini selalu menginginkannya. Beberapa kali berikrar, “tidak akan aku ulangi lagi” meski begitu masih saja dilakukan. 

Sebagian orang-orang terdekat kita berpikir bahwa kita tidak berusaha keluar dari dosa itu, mereka kira kita ingin jatuh dan jatuh terus. Semua datang hanya untuk mendakwa kesalahan kita. Mereka tidak  mengerti bagaimana rasanya ingin keluar dari semua ini. Mereka tidak merasa betapa melelahkannya jatuh dan terjatuh lagi. 

Pernah kita ingin bercerita sekedar membagi beban, tapi percuma. Semua sibuk dengan banyak alasan. Study, keluarga, pelayanan, diri sendiri. Kita berjuang sendirian, mereka terlalu memikirkan perasaan dan tanggung jawab masing-masing, menjadi takut terluka, tidak mau terlibat terlalu dalam di kehidupan orang lain dan tidak lagi peduli. Kita kesepian.

Sebagian berusaha menghilangkan rasa sakit dan sepi dengan mencari cinta, sedang yang lain melampiaskannya pada hal-hal yang lebih buruk dari dosa sebelumnya. Bukannya bangkit, kita malah jatuh lebih dalam. Mereka yang merasa hidup benar, kemudian datang dengan seenaknya dan mulai mendakwa lagi dengan kata-kata yang lebih pedih dari sebelumnya. Kita Ingin sekali berteriak,” Kau pikir jatuh itu enak? Kau pikir menjadi pendosa itu bahagia? Berhentilah mengoceh bila kau tidak tahu apa-apa.”

Sedih sekali rasanya, kau dan aku sama. 
Aku telah merasakannya. Apa yang aku tulis adalah apa yang aku alami. Tidak terhitung lagi berapa banyak airmata yang menetes karena ingin menyangkal diri, keluar dari semua belenggu ini. Meski dosa kita tak sama. Dosa tetaplah dosa. Berjuanglah. Kita memang tidak mampu menjamin bahwa selamanya akan hidup kudus dan benar di dunia. 

Harusnya, mereka yang pernah jatuh mengerti ini:
Jika bangkit itu mudah, maka akan ada begitu banyak dari kita yang telah hidup benar sekarang. Jika keluar dari keterikatan dosa itu mudah, maka tak perlu ada isak tangis ingin kembali padaNya terdengar didunia. Jika menjadi kudus itu mudah, maka tak usah susah payah lagi kita menahan hati, menjaga diri agar dapat menyenangkanNya.

Kawan, bukan bermaksud menggurui atau sekedar menenangkan, tapi aku sungguh-sungguh. Masih ada Tuhan.  Hanya Dia yang tahu bagaimana kita tertatih untuk bangun, seperti apa kita terseok-seok hanya agar mampu berlari, yang mengerti bagaimana kita berjuang untuk mengampuni mereka yang menyakiti kita dan berusaha menahan rasa sakit kepada mereka yang melukai kita. 

Bertobat tidaklah semudah kelihatannya. Kita butuh Yesus. Ada tangan yang sedang terulur dan menatap dengan penuh harap untukmu kembali. Terimalah kasihNya. Hanya Ia yang mampu membebaskanmu. KasihNya tak pernah berkurang sedikitpun bagi kita.
Bangkitlah, Ia akan melepaskan belenggumu. Melangkahlah sebagai orang-orang merdeka. Kamu bisa…

Tidak ada komentar: